CINTA KEPADA ALLAH

Kisah; Dzun Nun Al Misrhi memasuki Masjidil Haram, kebetulan ia melihat seorang lelaki telanjang yang tersingkir, bahkan sakit tergeletak dibawah tiang mesjid. Hatinya merintih sangat perih. Dzun Nun Al Mishri mendekati dan memberi salam, lalu bertanya ;
"Engkau siapa wahai anak muda?"
"Aku adalah seorang pengembara yang lagi mabuk rindu."
Akupun mengerti apa maksud dia, alau akupun berkata, "Aku juga sepertimu."
Tiba-tiba ia menangis, akupun ikut menangis. Dia malah bertanya ; "Engkau ikut menangis?"
Aku menjawab, "Aku juga seperti kamu."
Ia lantas menangis lagi dengan tangisan yang keras sambil berteriak keras, melengking, bersama itu nyawanya juga keluar.

Aku melepas pakaianku untuk menutupi jasadnya, lalu aku tinggal untuk mencari kain kafan yang pantas untuk dia. Akupun kembali dengan membawa kain kafan yang kudapat, tapi anehnya, ia tidak berada di tempat semula, "Subhanallah.........!!" Rintihku. Dan terlintas hati berkata ; 'Wahai Dzun Nun, sesungguhnya dia pengembara yang selama ini dicari-cari syetan, namun tidak ditemukannya. Juga dicari-cari oleh Malaikat Malik, tapi tidak juga ditemukan. Juga dicari-cari oleh Malaikat Ridlwan di Surga, tapi tidak ditemukan."

Aku bertanya, "Lalu dimana dia ditemukan?"
Aku mendengar jawaban teriakan`




"Berada pada tempat yang benar, yakni di sisi Maha Raja Yang Berkuasa." (QS. 54 Al Qomar ; 55)

Dia begitu karena terlalu besar cintanya, terlalu banyak taat tanpa menuda-nunda tobatnya. Demikain disebutkan dalam Kitab Zahur Riyadl.

Sebagian Masyayikh ditanya mengenai persolan cinta, dia menjawab, "Sedikit bergaul, sering menyendiri, sering berfikir dan kelihatannya pendiam, ia tidak melihat bilamana memandang, tidak mendengar bilamana dipanggil, tidak faham bilamana bicara dan hatinya tidak bersedih bilamana terkena bencana. BIla perutnya lapar, ia tidak mengerti kalau sedang lapar, ia telanjang tapi tidak merasa telanjang, sering dimaki-maki tapi tidak gentar. Ia selalu menyendiri memandang Allah, ia merasa bahagia bisa berbisik dengan-Nya. Dan dalam urusan duniawi tidak ingin saling berebut dengan orang-orang."

Abu Tawwab An Nakhsyas menulis beberapa syair mengenai tanda-tanda cinta ;
- Bagi seorang kekasih ada beberapa tanda, dan janganlah engkau tertipu ; (1) ia memiliki beberapa perantara untuk mencapai kekasihnya (Allah).
- (2) Ia merasa nikmat sekalipun siksa-Nya pahit ; (3) dan ia merasa gembira atas apa yang dilakukan oleh-Nya.
- (4) Menolak merupakan pemberian yang diterima dari-Nya ; (5) Dan kefakiran merupakan penghormatan dan kebajikan yang disegerakan.
- Termasuk tanda-tanda cinta ; engkau melihat semua yang dicita-citakan adalah menuruti sang kekasih walau dengan langkah yang terlalu jauh, atau dihinakan oleh orang-orang.
- Tanda-tandanya lagi ; masih nampak tersenyum sekalipun hatinya sedih gara-gara sang Kekasih.
- Tanda-tandanya lagi ; dia nampak selalu ingin mengerti akan Firman Dzat di-Sisi-Nya yang selalu menuntutnya.
- Sebagian tandanya ; dia hidup dalam kesederhanaan ; juga tetap konsekuen terhadap yang diucapkan."

Subhanallah!, Alhamdulillah!, Allahuakbar!

Wabillahittaufiq!!

dari kitab : Mukasyafatul Qulub : Imam Ghazali Share
Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template